Selasa, 29 Juli 2014

Membalas Jasa Orangtua

Membalas Jasa Orangtua
Oleh: Teddy Teguh Raharja

 Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa (3x)
 
Suatu ketika, Buddha bersabda: “Ada 2 orang yang sulit dibalas jasanya, yaitu ayah dan ibu.”

Seandainya seorang anak membalas jasa orangtuanya dengan cara memberikan perawatan dan pelayanan mewah kepada orangtuanya selama hidupnya. Itu belum cukup untuk membalas jasa orangtuanya.

Bahkan seandainya saja, seorang anak membalas jasa orangtuanya dengan cara mengangkat orangtuanya menjadi orang yang paling berkuasa di dunia. Itupun masih belum cukup untuk membalas jasa orangtuanya.


Mengapa demikian? Karena orangtua telah berbuat sangat banyak untuk kebaikan anak mereka. Orangtua telah membesarkan anaknya dengan cinta kasih, dan membimbingnya sehingga anaknya mampu mandiri dalam menjalani kehidupan ini.

(Saya kira, semua agama berpendapat sama dalam hal ini, perbedaannya, ada pada paragraf berikutnya)

Tetapi, jika seorang anak mampu menghilangkan sifat buruk orangtuanya, mampu meningkatkan kualitas moral, kebajikan dan kebijaksanaan orangtua. Maka orang itu telah membalas jasa orangtuanya, bahkan lebih.”


(ANGUTTARA NIKAYA, II, IV, 2)

Komentar
Sang Buddha telah mempraktikkan hal ini. Ayah beliau, yaitu Raja Sudhodana, dijadikan orang suci tingkat tertinggi (Arahat).

Ibu tiri Beliau, Ratu Mahapajapati, diterima menjadi Biksuni, dan dibimbing sampai mencapai tingkat kesucian tertinggi. 

Hebatnya, ibu kandung Beliau yang sudah wafat dan muncul sebagai dewa di alam lain, pun masih bisa diceramahi hingga akhirnya mencapai tingkat kesucian pertama. (Hal ini terjadi sewaktu Sang Buddha berkhotbah di alam Dewa Tavatimsa, surga tingkat II).

Referensi
Raharja, Teddy Teguh. Kumpulan Artikel Dhamma.

Referensi Gambar